Gengsi. Hari ini orang-orang hidup dengan beban bernama “gensi”. Punya motor tapi model lama padahal masih bagus akhirnya beli lagi yang mahal karena gengsi.
Punya rumah biasa saja tapi cukup sebenarnya akhirnya kredit rumah yang lebih besar lagi karena gengsi.
Punya pakaian satu lemari tapi masih merasa “nggak punya pakaian” akhirnya beli lagi, belanja lagi.
Di dalam diri, padahal banyak yang sadar bahwa sebenarnya barang-barang itu tak terlalu dibutuhkan untuk diganti atau dibeli lagi. Sadar bahwa itu hanyalah keinginan dan bukan kebutuhan. Akan tetapi, gengsi dijadikan latar belakang.
Dunia terus dikejar. Tidak mau melihat barang orang lain lebih bagus dan kekinian, dan akhirnya ikut-ikutan. Tak heran jika kemudian hidup serasa terus merasa tidak cukup.
Mengeluh pada Allah “kenapa saya gajinya kecil, kenapa saya hidupnya susah, kenapa saya uangnya sedikit terus”. Padahal jika mau intropeksi, akan terlihat bahwa sebenarnya yang Allah berikan jauh dari cukup. Tapi hati dan jiwa yang selalu berlomba-lomba memenuhi kehidupan dunia itulah yang membuat pemberian Allah terasa tak pernah cukup.
Pikirkanlah kembali, buat apa punya motor dua tiga tapi toh akhirnya yang sering dipakai cuma satu? Buat apa punya rumah besar-besar, banyak kamar banyak ruangan tapi yang digunakan tidur juga hanya satu? Buat apa punya baju banyak sekali sampai bingung tidak muat di lemari tapi akhirnya yang dipakai hanya dua atau tiga yang favorit saja
Contoh saja anak kosan misalnya. Punya kasur hanya satu, tapi yang satu itu terasa nikmat dan berkah. Tidur di atasnya adalah obat kepenatan.
Ada yang punya kasur banyak, bagusnya minta ampun tapi malah membuat tak bisa tidur.
Sederhanalah. Hiduplah dengan sederhana agar tidak terus merasa kurang.
Apa yang masih ada dan masih layak, syukuri. Jika rasanya tak perlu sekali pikirkan lagi untuk mengganti atau membeli yang baru. Sebab yang banyak dan yang bagus kadang hanya sampai puas di hati tapi tidak di jiwa.
Cukup punya satu tapi memberi berkah daripada banyak tapi malah bikin susah. Susah menjaganya, susah mengumpulkan uang membelinya, susah memeliharanya.
Bahagialah. Jangan hidup hanya karena gengsi, apalagi gengsi pada manusia. Jangan membuat hati sendiri sempit. Jangan membuat sedih diri hanya sebab tak bisa memiliki yang dimiliki orang lain.
Berbahagialah dengan apa yang dipunyai. Pun kelak jika memang pantas untuk dimiliki, Allah juga yang akan memberi.
#RumahYatim
#Hikmah
Punya rumah biasa saja tapi cukup sebenarnya akhirnya kredit rumah yang lebih besar lagi karena gengsi.
Punya pakaian satu lemari tapi masih merasa “nggak punya pakaian” akhirnya beli lagi, belanja lagi.
Di dalam diri, padahal banyak yang sadar bahwa sebenarnya barang-barang itu tak terlalu dibutuhkan untuk diganti atau dibeli lagi. Sadar bahwa itu hanyalah keinginan dan bukan kebutuhan. Akan tetapi, gengsi dijadikan latar belakang.
Dunia terus dikejar. Tidak mau melihat barang orang lain lebih bagus dan kekinian, dan akhirnya ikut-ikutan. Tak heran jika kemudian hidup serasa terus merasa tidak cukup.
Mengeluh pada Allah “kenapa saya gajinya kecil, kenapa saya hidupnya susah, kenapa saya uangnya sedikit terus”. Padahal jika mau intropeksi, akan terlihat bahwa sebenarnya yang Allah berikan jauh dari cukup. Tapi hati dan jiwa yang selalu berlomba-lomba memenuhi kehidupan dunia itulah yang membuat pemberian Allah terasa tak pernah cukup.
Pikirkanlah kembali, buat apa punya motor dua tiga tapi toh akhirnya yang sering dipakai cuma satu? Buat apa punya rumah besar-besar, banyak kamar banyak ruangan tapi yang digunakan tidur juga hanya satu? Buat apa punya baju banyak sekali sampai bingung tidak muat di lemari tapi akhirnya yang dipakai hanya dua atau tiga yang favorit saja
Contoh saja anak kosan misalnya. Punya kasur hanya satu, tapi yang satu itu terasa nikmat dan berkah. Tidur di atasnya adalah obat kepenatan.
Ada yang punya kasur banyak, bagusnya minta ampun tapi malah membuat tak bisa tidur.
Sederhanalah. Hiduplah dengan sederhana agar tidak terus merasa kurang.
Apa yang masih ada dan masih layak, syukuri. Jika rasanya tak perlu sekali pikirkan lagi untuk mengganti atau membeli yang baru. Sebab yang banyak dan yang bagus kadang hanya sampai puas di hati tapi tidak di jiwa.
Cukup punya satu tapi memberi berkah daripada banyak tapi malah bikin susah. Susah menjaganya, susah mengumpulkan uang membelinya, susah memeliharanya.
Bahagialah. Jangan hidup hanya karena gengsi, apalagi gengsi pada manusia. Jangan membuat hati sendiri sempit. Jangan membuat sedih diri hanya sebab tak bisa memiliki yang dimiliki orang lain.
Berbahagialah dengan apa yang dipunyai. Pun kelak jika memang pantas untuk dimiliki, Allah juga yang akan memberi.
#RumahYatim
#Hikmah
0 komentar:
Posting Komentar