Indonesia sudah merdeka dari penjajah 71 tahun lamanya, dan kini giliran generasi muda berjuang untuk merdeka dari kemiskinan dan kebodohan. Kedua musuh ini yang akan memicu mereka terjerumus dalam banyak masalah yang akan menghancurkan masa depan mereka kelak.
Bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 71 adalah momentum yang mengingatkan generasi masa kini untuk waspada terhadap dua dari sekian banyak masalah yang jadi perhatian, narkoba dan kekerasan.
Rumah Yatim melalui Direktorat Kemandirian Yatim dan Dhuafa yang begitu peduli akan hal tersebut memberikan persembahan yang edukatif, yaitu Seminar dan Dialog Interaktif bertajuk, Memerdekakan Anak dari Narkoba dan Kekerasan, Selasa (16/08) di Gedung RRI, Jl. Diponegoro, Bandung.
Menghadirkan 4 narasumber yang akan membahas kedua bahaya ini dan solusinya dari berbagai sudut pandang, yaitu Ketua BNNP Jabar Brigjen Polisi Iskandar Ibrahim, KH. Ahmad Jaeni, dan perwakilan dari P2TP2A Jabar.
Sekitar 500 peserta dari beberapa SMP dan SMA undangan diberikan pengetahuan yang membahas, Identifikasi Modus Sindikat dan Pemaka Narkoba, Mewaspadai Predator Anak dan Penanganannya. Dan diperkuat pemahaman mereka dalam Pendidikan Dan Perlindungan Anak dalam Perspektif Islam.
Iskandar menyampaikan, salah satu solusi pencegahan agar bahaya narkoba tidak menyebar diantaranya adalah waspada terhadap pada makanan, minuman atau obat-obatan yang tidak jelas dan meragukan dari komposisinya. Dan dihimbau agar mereka tidak menerima makanan, minuman atau obat-obatan sembarangan. Lebih lanjut dapat melapor kepada puskesmas, rumah sakit atau kanttor polisi terdekat untuk ditangani lebih lanjut.
Dalam kesempatan ini juga Ustadz Ahmad Jaeni mengingatkan penting berhati-hati memilih teman dan lingkungan pergaulan. Beliau mengatakan, apabila kita berteman dengan tukang minyak wangi, kita akan ikut tercium wangi, sedangkan berteman dengan tukang besi, kita pun juga terkena bau besi. Sehingga, apakah pergaulan tersebut akan membuat kita lebih baik atau menjerumuskan, tergantung bagaimana kita menjaga diri.
Keprihatinan lainnya meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini membuat semua pihak, sekolah, orangtua, dan masyarakat luas siaga mulai dari lingkungan terdekatnya. Kejadian ini semakin rentan terjadi di lingkungan yang dianggap aman selama ini seperti rumah dan sekolah. Oleh karena itu, pentingnya orangtua, keluarga atau wali dari anak menjalin hubungan yang harmonis jadi anak merasa nyaman, aman, dan diperhatikan.
Intinya, perwakilan P2TP2A menegaskan kembali, agar menciptakan iklim positif yang akan menstimulasi kondisi psikologis yang baik bagi anak dalam mencurahkan segala isi hatinya. Mencegah anak terlalu dalam dengan teman-temannya, jadi orangtua lebih memahami kondisi anak. Dan berikan banyak aktivitas positif dan produktif yang menyenangkan dapat menjauhkan anak dari potensi menghabiskan waktu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.
Narkoba dan kekerasan dapat diperangi jika semua elemen masyarakat mulai dari rumah saling menguatkan satu sama lain. Tentu, bukan mustahil, generasi muda Indonesia tumbuh menjadi generasi muda yang cerdas, kreatif, sehat, dan berakhlakul karimah.
0 komentar:
Posting Komentar