Cahaya Aulia, anak asuh nonmukim Rumah Yatim Banjarbaru yang sudah dua tahun didiagnosa mengidap penyakit Leukimia atau kanker darah putih. Penyakit itu menyebabkan kekebalan tubuhnya semakin menurun.
“Kata dokter ini bahaya. Kemudian semakin banyak gejala yang timbul, badan cahaya menjadi lemas, demam sampai akhirnya ada kerontokan rambut,” demikian dikisahkan Bendahara Area Kalimantan Utari yang berkunjung menjenguk Cahaya.
Seminggu sekali, cahaya harus berobat demi kesembuhannya. Dalam seminggu itu Cahaya harus rawat inap selama 3 hari untuk kemoterapi, transfusi darah, hingga CT scan dengan biaya mencapai 2,5jt setiap kali berobat. Atas kondisinya tersebut, sudah setahun ini, ia terpaksa harus berhenti sekolah.
Cahaya ditinggalkan sang Ayah meninggal dunia karena sakit jantung ketika ia berumur delapan bulan. Sedangkan, sang ibu berada jauh dari pengasuhannya karena harus bekerja memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan sang anak Cahaya yang tengah berjuang melawan sakitnya.
Kini Cahaya tinggal dan dirawat oleh keluarga pamannya, Agus Risman. Dulu Agus mengais rezeki dari profesinya sebagai seorang guru. Namun profesinya itu kini terhenti karena dirinya harus mengurus Cahaya. Saat ini Agus pun hanya bekerja serabutan.
Selama ini pengobatan Cahaya yang bernilai jutaan rupiah harus ditanggung oleh sang ibu dan sang paman Agus yang hanya bekerja seadanya. Namun beban keduanya kini menjadi lebih ringan saat Rumah Yatim ikut membantu biaya pengobatan rutin Cahaya.
Bantuan Rumah Yatim tentu tak lepas dari bantuan masyarakat. Berkat bantuan dari masyarakatlah Rumah Yatim berhasil mengumpulkan bantuan untuk meringankan beban biaya pengobatan Cahaya.
0 komentar:
Posting Komentar