Bali dengan 1000 pura dan keindahan alamnya didalamnya tersimpan kehidupan damai sejahtera dan saling toleransi antara suku, agama bahkan kebudaya multikultural yang dibawa oleh para turis asing yang menetap atau pun sekedar singgah. Kehidupan yang serba bebas tersebut menggerakan hati para pemuka agama khususnya Agama Islam untuk menggeliatkan Islam di Bali seperti yang dilakukan oleh pesantren Thariqul Mahfud.
Pesantren ini sudah beroprasi dari tahun 2003 meski baru berbentuk yayasan pada tahun 2012. Cita-cita pendirinya yakni KH. Ahmad Marjuki M, S.Ag, MM adalah ingin menolong anak-anak Islam yang kurang mampu agar dapat mengenyam pendidikan Islam. Untuk itu mereka pun tidak memungut biaya sedikitpun, mereka hanya meminta kelengkapan sekolah saja seperti KTP orang tuanya, Kartu Keluarga, akta kelahiran dan izasah terakhir.
Keberanian mereka mendirikan pesanteren tersebut bukan karena mereka punya sokongan dana dari para donturnya tapi karena niat tulus yang didukung oleh tanah wakaf sebesar 48 Are untuk dijadikan tempat menimba ilmu agama islam, maka dengan diawali mushola saja pesantren ini pun berdiri, seiring berjalan waktu didirikan pula Raudathul Athfal, SMP, SMA dan juga pondok pesantren.
Meski terdengar besar namun menurut Indra Abdullah Kepala Cabang Rumah Yatim Bali yang berkunjung kesana, kondisi pesantren tersebut sangat memprihatinkan. Kamar yang dihuni oleh para santri yang terdiri 60 orang tersebut sangat sempit, kondisi kebersihan pun kurang terperhatikan karena donasi dari beberapa donatur kurang cukup untuk mendanai itu semua karena untuk makan para santrinya saja harus menghabiskan 24 juta/bulan.
Untuk memperbaiki kondisi pondok agar lebih layak pihak pesantren pun sedang mendirikan bangunan yang sudah mulai didirikan dari tahun 2016 namun karena pembiayaan yang belum cukup akhirnya pembangunan terhambat hingga kini pembangunan baru sampai pondasi dan slup saja. Pihak pesantren sudah meminta bantuan kesana kemari namun sulit bagi mereka untuk mendapatkanya.
Maka untuk itu Rumah Yatim yang sebelumnya sudah pernah memberikan santunan sembako dan bantuan pakaian layak pakai dan kebutuhan MCK ini pun kali ini dimotori oleh Indra Abdullah memberikan bahan bangunan yakni 300 buah batako.
“mudah-mudahan bisa membantu kualitas kenyamanan khususnya untuk pembangunannya.” Papar Indra yang merasa ingin membantu pihak pondok pesantren yang memberikan pengobatan mental ini dalam hal sistem manajerialnya.
0 komentar:
Posting Komentar