“Mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran buat yang lain, teladan buat yang lain dan menginspirasi buat yang lain.” Harap Indra Abdullah Kepala Cabang Rumah Yatim Bali saat mewawancarai Bagus anak asuh non mukim.
Orang tua mana yang tidak bangga melihat keberhasilan anaknya. Demikian juga Indra saat melihat Bagus yang kini sudah menjadi teladan bagi teman-temannya. Kenapa Bagus menjadi teladan karena sosok terdahulunya yang cenderung malas-malasan berubah menjadi sosok yang rajinbelajar. Dan kesuksesan bagus dalam belajar menjadi keberhasilan bagi PPPA (Pusat Pengembangan Potensi Anak) Rumah Yatim Bali yang sudah berdiri lebih dari 4 tahun lamanya.
Bagus adalah anak asuh pertama yang diasuh Rumah Yatim Bali yang kala itu Fajar Maulana Siddik menjadi Kepala Cabangnya, perjuangan Fajar dan tim guru untuk membantu Bagus menjadi anak yang rajin pun tidaklah mudah, proses yang panjang dan penuh perjuangan dirasakan. Namun kini terbayarkan bukan karena Bagus kini rangking 1 tapi secara akhlak dan semangat belajar juga visi Bagus kedepannya membuat pengurus bangga padanya.
Awalnya Bagus hanya memiliki peringkat 32 dari 42 Siswa, naik ke semester 2 menjadi peringkat ke 20, naik lagi menjadi rangking ke 15. Memasuki SMK, Bagus semakin matang, dia memotivasi dirinya untuk mampu bersaing dengan teman-temannya, hasil didapat pun cukup memuaskan diawal perjalannya menjadi siswa SMK dia masuk kedalam 6 besar, selanjutnya dia tak menyerah dan terus belajar, menjadikan belajar sebagai cara yang menyenangkan dan akhirnya dia pun kini mampu menduduki peringkat pertama dikelasnya.
“sebenarnya, pelajaran itu jangan ditakuti tapi harus dinikmati.” Kata Bagus yang merasa terbuka tatkala seorang guru memotivasinya bahwa seorang guru itu tidak ada yang galak, kalau pun bersikap demikian itu karena muridnya yang tidak disiplin.
Dukungan Penuh dari Supani
“Banyak terimakasih untuk Rumah Yatim, karena anak saya Bagus bener-bener sukses bisa belajar disini, karena Rumah Yatim anak saya bisa seperti sekarang ini.” Ujar Supani yang bekerja sebagai cleaning service di salah satu sekolah di Bali.
Bagus adalah anak supani satu-satunya yang mengecap bangku SMP dan SMA, kedua anaknya yang lain hanya mampu dia sekolahkan sampai SD saja, maka motivasi Supani untuk membuat Bagus menjadi orang yang sukses dan bisa mengenyam pendidikan yang layak sangat dia perjuangkan.
Sejak anaknya menjadi anak asuh non mukim dan belajar di PPPA tak henti Supani selalu mengontrolnya meskipun dia sibuk bekerja dari jam 6 pagi hingga 4 petang, Namun kesempatan untuk mengetahui keberadaan anaknya hadir atau tidak dikelas selalu dia lakukan dengan bertanya pada Fajar salah satunya.
“saya tidak mau dia sampai berbohong, bilangnya belajar padahal bermain, maka saya selalu cek.” Paparnya.
Ibu 3 anak ini, kini merasa bahagia karena prestasi yang dimiliki Bagus, anak yang sudah kehilangan bapaknya sejak kelas 1 SD ini, karena prestasi yang dimilikinya dia mendapatakan beasiswa dari gurunya, juga beasiswa yatim dari Rumah Yatim. Dengan kebahagian yang dimilikinya dia tak mau merasakan sendiri dia pun berbagi dengan teman-temannya yang juga menjadi orang tua anak asuh Rumah Yatim, dia selalu memotivasi dan mengajak orang tua agar mendorong anak-anaknya untuk rajin belajar di PPPA.
Senin, 06 Februari 2017
Mengenai Saya
Categories
Blog Archive
- September (1)
- Agustus (5)
- Juli (22)
- Juni (1)
- Mei (12)
- April (66)
- Maret (133)
- Februari (52)
- Januari (1)
- Desember (8)
- November (13)
- Oktober (12)
- September (17)
- Agustus (26)
- Juli (17)
- Juni (9)
- Mei (16)
- April (13)
- Maret (37)
- Februari (44)
- Januari (59)
- Desember (44)
- November (62)
- Oktober (57)
- September (39)
- Agustus (42)
- Juli (4)
- Mei (5)
- April (7)
- Maret (15)
- Februari (5)
- Januari (4)
- Desember (12)
- Oktober (1)
- September (4)
- Juli (1)
- Juni (2)
- Februari (3)
- Januari (1)
- Desember (3)
- November (32)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright ©
Rumah Yatim | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com
0 komentar:
Posting Komentar