Bencana alam gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter mengguncang Kecamatan Pidie, NAD, Rabu (07/12) sekitar pukul 05.30 WIB. Sejak berita ini diturunkan, diketahui dari Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG) korban tewas mencapai ratusan orang dan selebihnya masih dalam proses pencarian. Dari pemerintah sudah dinyatakan bencana nasional, dan telah menetapkan tanggap darurat selama 2 minggu ke depan.
Tim Rumah Yatim Aceh, Rabu (07/12), tiba di lokasi semalam sekitar pukul 19.00, dan menyalurkan bantuan pertamanya di sebuah pesantren yang terletak di kabupaten Bireun yang letaknya jauh dari pusat gempa Pidie Jaya. Selama perjalanan menuju lokasi memakan waktu sampai 6 jam dari perjalanan normal 3-4 jam. Hal ini dikarenakan dengan kondisi jalanan yang retak dan rusak, mobilitas bantuan yang cukup tinggi dan ditambah guyuran hujan.
Menurut keterangan tertulis yang diperoleh Koordinator CSR Rumah Yatim Dewi Sulistiyowati dari bagian humas Sekolah Tinggi Agama di Samalanga Kabupaten Bireun, di sana terdapat 102 korban luka-luka, yang terdiri dari 80 santriwan, dan 22 santriwati, dan 5 korban lainnya luka berat.
Gempa ini persisnya dirasakan para santri ketika sedang sholat tahajud, menjelang subuh waktu setempat kala itu memang jadwal mereka bertahajud. Getaran hebat yang terasa mengguncang masjid hingga kubah masjid roboh dan menimpa sebagian santri yang sedang sholat.
Di sekolah tinggi tersebut memiliki santri yang jumlahnya mencapai 5000 orang. Bangunan kampus ini terdiri dari 4 lantai, dan mengalami kerusakan di lantai dasar, yang menyisakan 3 lantai lainnya. Aktivitas di sana lumpuh sehingga dihentikan sampai kondisi membaik.
Sebagian santri di bangunan asrama masih mengalami trauma, dan memilih pulang ke rumah masing-masing. Dewi melanjutkan, kemungkinan kegiatan ini dilanjutkan atau dialihkan di tempat lain di luar gedung pesantren setelah situasi lebih cukup kondusif.
“Jadi kerusakan ini berdampak ke yang lain, dan dari pihak sekolah tinggi menyatakan kegiatan dihentikan,” ucapnya.
Tim Rumah Yatim sementara memberikan bantuan paket sembako, pakaian layak pakai untuk bayi/balita, dan dewasa, serta kelambu. Karena bantuan pertama sesuai ketersediaan logisitik, pengurus Asrama Rumah Yatim Umi Salma mengatakan, akan terus mengalirkan bantuan untuk beberapa waktu ke depan dengan logistik yang lebih beragam sesuai kebutuhan mereka.
“Kita membawa 200 kg lebih beras dan paket sembako, kelambu juga dibutuhkan, bantuan ini merupakan berbagai bentuk bantuan dari zakat, infak, shadaqah, fidyah, nadzar amanah para donatur, selebihnya kami terus membaca kebutuhan mereka, diantaranya makanan cepat saji, seperti nasi bungkus dan tenda untuk tempat tinggal sementara para korban,” ujar Dewi.
Selanjutnya, ia menambahkan, Rumah Yatim terus berinisiatif melakukan penggalangan dana, salah satunya dengan mengikuti bazar besok di Taman Sari, Banda Aceh. Yang kemudian waktu penyaluran bantuan ke lokasi lainnya seusai jadwal dan bantuan yang terhimpun. Dewi berharap, penggalangan dana dapat lebih maksimal, dan dapat diprediksi sekitar 5 hari ke depan bantuan dapat tersalurkan.
Mewakili Aceh, ia bersama tim Rumah Yatim Aceh memohon doa dan dukungan seluruh warga Indonesia untuk saudara-saudara korban gempa. Kepedulian ini akan meringankan beban mereka.
0 komentar:
Posting Komentar