Rumah Yatim Tegal Tunaikan Amanah Santunan Peduli Dai
Rumah Yatim cabang Tegal memberikan santunan da’i kepada 4 orang mustahiqnya di TPA At Thahiriyyah, Jl. Nakula, Tegal, Minggu kemarin (02/10), pukul 16.00 sampai 17.00. Santunan ini berupa uang tunai yang total jumlahnya Rp. 800.000 yang tiap mustahiq mendapat Rp. 200.000. Para mustahiq yaitu, Guru TPA Santi, Ustadz Husen, Guru MI Wiryadi, dan Pengurus Masjid (marbot) merangkap guru TPA Wahrudi.
Keempatnya merupakan warga setempat yang mengabdikan dirinya mengajar, membina dan memakmurkan masjid dan anak-anak. Mereka cukup familiar dengan Rumah Yatim karena sebagian anak asuh mukim dan non mukim ikut belajar di sana.
Kepala Cabang Tegal Syafrudin mengatakan bahwa program ini pertama kalinya terlaksana di cabang Tegal. “Ini pertama kalinya santunan da’i di cabang Tegal, kami mendapat instruksi untuk menyalurkan dana zakat sesuai dengan program khusus santunan da’i yang diberikan oleh Direktorat Pemberdayaan,” ujarnya. Santunan da’i ini berasal dari anggaran khusus yang terkumpul dari zakat, dan dikeluarkan sesuai kebijakan yang ditentukan Direktorat Pemberdayaan.
Adanya program ini sebagai bentuk kepedulian dan perhatian bagi mereka yang mengabdi dan berjuang di bidang pendidikan, khususnya di lembaga-lembaga swasta di lingkup mikro yang dari segi pendanaan belum mapan. Umumnya, lembaga pendidikan informal seperti madrasah dan TPA masih mengandalkan dana swadaya yang terhimpun dari umat atau warga sekitar. Sedangkan, bantuan dari pemerintah tidak selalu rutin mereka peroleh.
Dana yang terkumpul swadaya ini dialokasikan untuk berbagai macam kebutuhan, seperti operasional, fasilitas termasuk di dalamnya honor pengajar dan pengurus. Terkait dengan jumlah yang mereka dapat tergantung pemasukan, bahkan mereka juga terkadang tidak mendapat bayaran sama sekali.
“Mereka mengajar dan mendedikasikan hidupnya berjuang demi pendidikan, khususnya agama untuk anak-anak, honornya tergantung dana swadaya masyarakat saja. Mereka yang ikhlas ini tentu jadi perhatian kami untuk membantu dari segi kesejahteraannya,” kata Syafrudin.
Pemberian bantuan ini disaksikan oleh pengurus dan kepala sekolah TPA, dan berhasil diterima dengan baik oleh keempat mustahiq. Santi, mewakili para mustahiq menyampaikan rasa terima kasih dan bersyukurnya dengan adanya program yang begitu terasa manfaatnya kepadanya dan rekan-rekannya yang lain.
Santi dan tiga rekannya sudah cukup lama mengajar dan membina anak-anak mengaji dan ikhlas dengan apapun yang mereka peroleh, meski tidak dibayar sekalipun. Ia malah lebih khawatir dengan nasib anak-anak di masa depan jika mereka tidak dibekali pendidikan agama yang cukup sejak dini. “Bagi mereka masa depan anak-anak jauh lebih penting daripada memikirkan gaji yang mereka terima, Bu Santi mengatakan, siapa lagi yang akan mendidik mereka kalau bukan kita sebagai orangtua,” imbuhnya.
Senada dengan hal itu, bagi Santi dan rekan-rekan seprofesinya, kebahagiaan dan kebanggaan mereka ketika melihat anak didik mereka semangat belajar mengaji. Dunia pendidikanlah membuatnya belajar tentang keikhlasan, bukan untuk menuntut bayaran, justru ia-lah yang belajar sesuatu yang berharga, yakni mendapatkan ilmu.
0 komentar:
Posting Komentar