Bantuan untuk Petugas Kebersihan Kelurahan Gotong Royong Tanjung Karang Lampung
Semenjak istrinya meninggal 3 tahun lalu karena gagal ginjal, ia terpaksa harus menjadi orang tua tunggal kedelapan anaknya. Sudah tiga tahun ia menjadi ayah dan ibu bagi kedelapan anaknya, sudah 3 tahun ia harus menjalankan dua tugas yang tidak bisa dianggap mudah. Walaupun 3 anaknya sudah bisa mandiri, namun ia masih harus membesarkan kelima anaknya yang masih bersekolah.
ia bernama Oki Salim Zebuan, pria kelahiran Pekan Baru, 10 November 1965 ini sudah terlatih menjadi orang tua tunggal kedelapan anaknya. Ia dikenal sebagai ayah yang pantang menyerah, pekerja keras dan penyemangat bagi anak-anaknya. Walaupun penghasilannya pas-pasan, Oki bersyukur masih bisa mengurus dan menyekolahkan anaknya walaupun sampai lulusan Sekolah Menengah Akhir.
“ Tidak mudah bagi saya mendampingi mereka tanpa istri.” Ucap Oki, walaupun Oki terlihat kuat dan tegar, ia tetap rapuh tanpa didampingi istrinya. Oki yang sangat mencintai istrinya tidak ada keinginan menikah lagi, ia tetap teguh pendirian bisa dan akan membesarkan anak-anaknya walaupun menjadi orang tua tunggal
Sekarang ia bekerja sebagai tukang sapu dan penjaga kelurahan Gotong Royong Tanjung Karang. Semenjak istrinya meninggal, ia beserta lima anaknya terpaksa harus tinggal di kantor kelurahan karena ia tidak punya biaya untuk menyewa rumah. “Dulu sebelum istri saya meninggal, saya masih bisa menyewa rumah walaupun tidak besar.” Kata Oki
Oki pun bercerita kepada relawan Rumah Yatim bahwa uang gajinya habis dipakai untuk berobat istri tercinta dan membiayai sekolah anak-anaknya, karena waktu itu gajinya belum bisa mencukupi biaya pengobatan sang istri, Oki terpaksa meminjam kesana kemari.
Walaupun sekarang sudah tidak mengeluarkan biaya pengobatan, beban Oki belum berkurang karena Oki harus membesarkan dan membiayai sekolah kelima anaknya. Walaupun ketiga anak Oki sudah mandiri dan merantau bekerja, beban Oki belum berkurang karena ketiga anak Oki hanya seorang buruh dan sudah berumah tangga sehingga ketiga anak Oki belum bisa membantu membiayai sekolah adik-adiknya .
“ Penghasilan mereka tidak besar, hanya cukup membiayai diri dan keluarganya. Tapi mereka suka memberi uang saku untuk adik-adiknya walaupun tidak besar dan tidak tentu waktunya.”katanya
Mendengar kisah Oki, tim Relawan Rumah Yatim yang saat itu tengah memberikan santunan berupa sembako akhirnya menawarkan agar anak bungsunya menjadi anak asuh Rumah Yatim. Akhirnya Oki menyetujui tawaran tim Relawan Rumah Yatim dan mengijinkan anak bungsunya bernama Lindu Prabandari (6) menjadi anak asuh Rumah Yatim di asrama puteri Tanjung Karang
“Terima kasih atas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur yang telah peduli kepada kami, terima kasih juga kepada Rumah Yatim karena akan membantu menyekolahkan dan mendidik anak saya, semoga anak saya bisa menjadi anak soleh, sekolah sampai perguruan tinggi dan bisa menggapai cita-citanya.” Ujar Oki
“ Kedelapan anak pak Oki laki-laki semua kecuali yang bungsu perempuan sendiri dan tiga anaknya sudah ada yang mandiri. Dengan penghasilan pas-pasan, pak Oki masih harus membiayai lima anaknya. Hal tersebut membuat kami dari Rumah Yatim ingin membantu meringankan beban pak Oki dengan menjadikan putri bungsunya anak asuh. “ Kata Weli kepala asrama RY Tanjung Karang, Lampung
0 komentar:
Posting Komentar