7 orang Dai Kaki Gunung Runjani Mendapatkan Santunan
Gunung Rinjani dengan segala keelokanya, dikaki gunung yang jarang disentuh para pendaki, dikarenakan para pendaki selalu mendaki melalui jalur kanan, ada 7 orang da’i yang syiar Islam, merekalah Aristiawan, Nurdin, Mihdam Hakim, Hasbulalah, Selih, Mahnan, Dan Marihin, mereka bersama-sama bahu membahu membangun keislaman warga sekitar Lingkungan Jurangkoak Desa Bebidak Kecamatan Wanasaba, yang kala itu Islamnya masih dipengaruhi oleh budaya dan agama hindu yang masih melekat.
Tahun 2012 tepatnya mereka mengabdi. Kehadiran mereka awalnya dianggap sebuah aliran yang salah karena bagi masyarakat disana ayat-ayat al-qur’an masih asing didengar, bahkan mesjid yang mereka dirikan pun mereka abaikan hingga saat ke 7 dai itu datang kondisinya sangat memprihatinkan. Perlahan demi perlahan dakwah yang tak kenal menyerah akhirnya berbuah hasil masyarakat yang tadinya menolak dapat menerima sepenuhnya. Hingga dari masyarakatlah TPQ Al-Islam dapat berdiri, wargalah yang memberikan tanah dan juga yang membangun bangunannya.
“sedikit-sedikit masyarakat sadar, awalnya mereka rangkul anak-anaknya dan kini mendapat dukungan dari masyarakat hingga masjidnya sekarang terlihat bersih sekali.” Ujar Jajang Khoeruman kepala cabang Rumah Yatim NTB saat berkunjung kesana.
Madrasah ini kini menampung 150 anak didik, dibagi kedalam 3 waktu ada yang bagian pagi, siang dan malam. Dan para da’i itulah yang berjuang tak kenal lelah membina para generasi lingkungan Jurangkoak untuk menjadi generasi yang unggulan, generasi qur’ani. Dalam perjuangannya mereka tidak pernah menerima upah sama sekali bahkan bantuan dari pemerintah pun tidak pernah mereka terima. Untuk menghidupi keluarganya, biasanya ke 7 da’i tersebut bekerja sebagai petani tembakau atau petani padi.
Untuk menghargai jerih payah mereka Rumah Yatim NTB memberikan apresiasi berupa santunan tunai sebesar Rp. 250.000/ orang.
“Alhamdulillah santunan itu sangat membantu mereka, mereka adalah para da’i yang benar-benar tulus, berjuang tanpa pamrih.” Imbuh Jajang.
Dalam pertemuan tersebut, mereka pun mengungkapkan agar Rumah Yatim dan donaturnya dapat membantu mereka karena saat ini mereka sedang membangun mushola.
“kami harap dapat bantuan karena sekarang lagi membuat mushoa kecil untuk menunjang pembelajaran anak-anak, juga kami membutuhkan sarana prasarana seperti iqro, quran dan buku-buku barangkali bisa membantu dan bisa bersinergi.” Papar Lalu Aristiawan yang disampaikan kepada Jajang.
0 komentar:
Posting Komentar