Makna shaum bukan hanya menahan lapar dan haus. Untuk mengetahui makna shaum yang sempurna maka kita perlu mengetahui 3 tingkatan manusia yang menunaikan puasa Ramadhan. Berikut tiga tingkatannya:
.
1. Shoumul ‘awam (puasa golongan umum)
yaitu puasanya orang yang menahan hawa nafsu dari makan-minum dan kemaluannya. Orang yang berpuasa pada tingkatan ini hanya akan merasakan lapar dan haus. Orang tipe ini hanya akan menggugurkan kewajiban atau dosa akibat meninggalkan puasa.
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu : Rosulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan. Jika berbuka akan gembira, dan jika bertemu tuhannya ia akan senang dengan ganjaran puasanya.” (HR Bukhari)
.
2. Shoumul khawashi (puasa tingkatan khusus/istimewa)
Yakni puasanya orang-orang shalih dan matang dalam ilmu agamanya dimana mereka dapat menahan anggota tubuh dari segala macam dosa. Kakinya tidak berjalan ke tempat maksiat, tangannya tidak berbuat maksiat, menjaga mulutnya dan tidak mengucapkan kata-kata yang dilarang Allah Swt., baik dalam bentuk mengumpat, berbohong, menggunjing, dan lainnya. Juga menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang terlarang. Sama halnya menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak baik
.
Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Puasa itu sebagai pendinding, maka orang yang berpuasa dilarang berkata keji atau seperti perkataan orang bodoh, dan jika seseorang akan membunuhnya atau memakinya maka katakanlah : Aku puasa, aku puasa. Demi diriku ditangan Allah sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari bau misik atau kasturi, yang ia meninggalkan makan, minum dan nafsu syahwatnya untuk aku (Allah). Puasa itu untukku dan akulah yang akan memberikan ganjarannya, dan kebaikan itu dengan 10 kalinya”. (HR Bukhari dan Muslim)
.
3. Shoumul khawashil khawashi (puasa sangat istimewa)
Ialah Puasanya orang yang menahan hati dari kemauan yang rendah dan dari pemikiran terhadap duniawi, dan menahannya juga pemikiran kepada selain Allah dengan secara keseluruhan. Dan ini adalah martabat puasanya para Nabi dan para Shiddiqiin
.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa berbelanja (bersedekah) dua orang pada jalan Allah maka akan dipanggil dari pintu-pintu surga: Wahai hamba Allah, inilah kebaikan. Barangsiapa banyak shalatnya ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa banyak jihadnya (kebaikannya dijalan Allah) ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa banyak puasanya ia akan dipanggil dari pintu Rayyan, dan barangsiapa banyak sedekahnya ia akan dipanggil dari pintu sedekah. Maka berkatalah Abu Bakar Ra : Ya Rasulullah, aku benar-benar bertanya : Tidaklah panggilan dari pintu- pintu itu ada kesulitan? Apakah seorang dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya ? Nabi menjawab : Ya, dan aku mengharapkan engkau termasuk diantara mereka. (HR Bukhari).
Pada puasa tingkat tertinggi ini tidak hanya mulut yang berpuasa dari berbagai makanan dan minuman serta menahan kemaluan dari berhubungan suami istri (jima’), serta anggota badan dari perbuatan maksiat, tapi juga menjaga jiwa, hati dan pikiran dari hal-hal yang melanggar ajaran syari’at
.
Al-hasil Tak perduli kita ditingkatan yang mana, yang penting jalani perintah Allah dan menjauhi apa-apa yang dilarangnya. Dan semoga bulan puasa tahun ini akan menambah derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
.
0 komentar:
Posting Komentar