Menghafal
ayat Al Quran sudah menjadi rutinitas wajib bagi setiap anak asuh Rumah
Yatim.Ayat demi ayat dibacanya sesuai kemampuan masing-masing.Selepas shalat
isya, anak asuh pun bergegas bersiap-siap untuk setoran ayat yang sudah
dihafalnya.Mengapa anak asuh Rumah Yatim dididik menjadi para hafidz dan
hafidzah?
Rosulullah
Muhammad SAW., sebagai utusan Allah di muka bumi, penerima wahyu Allah berupa
Al Quran, sejak pertama kali dirinya menerima ayat-ayat Allah sudah mulai
menghafalnya. Itulah uswah terbaik yang menjadi teladan para anak asuh dalam
menghafal Al Quran.
Bahkan pada sejarah ilmuan-ilmuan muslim yang fenomenal
dalam bidang filsafat dan sains pada abad pertengahan Islam, kita pasti akan
mendapatkan segudang contoh orang-orang yang mumpuni di bidangnya, dan mereka
rata-rata hafal dan menguasai al-Quran. Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, al-Ghazali,
Ar-Razi dll., mereka adalah sosok ilmuan yang komplit, rumus-rumus
fisika, kimia, astronomi dikuasai, tafsir, hadis, fiqh juga dipahami secara
mendalam.
Apa rahasianya? Ternyata memang
saat itu ada tradisi yang kuat bahwa hafal dan faham al-Quran itu merupakan
“harga mati” (tidak boleh ditawar) sebelum mereka beranjak untuk mempelajari
ilmu-ilmu lainnya. Hal ini tercermin dalam tulisan Imam An-Nawawi dalam
kitabnya “Al-Majmu”:
وَيَنْبَغِىْأَنْيَبْدَأمِنْدُرُوْسِهِعَلَىالمَشَايِخِ: وَفِيالحِفْظِوَالتِّكْرَارِوَالمُطَالَعَةِبِالْأَهَمِّفَالْأهَمُّ: وَأوَّلُمَايَبْتَدِئُبِهِحِفْظُالْقُرْآنِالْعَزِيْزِفَهُوَأَهَمُّالعُلُوْمِوَكَانَالسَّلَفُلاَيَعْلَمُوْنَالْحَدِيْثَوَالفِقْهَإلاَّلِمَنْحَفِظَالْقُرْآنَ
“Hal
Pertama (yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu) adalah menghafal
Al Quran, karena ia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak
akan mengajarkan hadis dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al
Quran. “Imam Nawawi, Al Majmu’,(Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama,
Juz : I, hal : 66
0 komentar:
Posting Komentar