Matanya berbinar menunggu kepala dusun (kadus) Nyur Lembang Daye Lombok Barat yang akan membawanya ke Mataram. Setelah petemuannya dengan Salma Hasanah, Ibu Asrama Rumah Yatim NTB, Aris merasa tak sabar menunggu momen ini, malam sebelum dijemput pun Aris tak bisa tidur memikirkan dirinya akan tinggal di tempat yang baru (Asrama Rumah Yatim). Saat Kadus menjemput, Aris sudah berada didepan pintu rumahnya yang mungil, dengan mententeng tas pakaian yang akan dibawanya.
“Pada saat saya kesana dia benar-benar sudah siap.” Ungkap Kadus yang akrab disapa Ibu Caca ini, dan tanpa menunggu lama Ia langsung membawa Aris ke Mataram.
Aris merupakan anak yatim yang ditinggalkan ibunya ke Malaysia untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW). Sejak ditinggal ibunya ia pun hidup bersama kakak perempuannya Siti, kaka ipar dan adik perempuan yang baru berusia 6 tahun, juga bersama keponakannya usia 6 bulan namun memiliki berat badan 3 Kg akibat gizi buruk.
Awalnya Aris tinggal di rumah yang kurang layak dan berdekatan dengan kandang sapi, hingga bau tak sedap pun tercium dan mengganggu kesehatan para penghuninya. Tetutama bagi bayi kecil Siti yang harusnya mendapatkan perawatan ekstra.
Pengasilan yang tidak menentu dari suami Siti sebagai pekerja serabutan, membuat mereka harus berusaha mengganjal perut sendiri, alhasil tak jarang ketiga bersaudara tersebut mencari dedaunan dijalan atau dikebun milik orang untuk dijadikan bahan masakan, meski tak disangsikan kasih sayang dari para tetangga senantiasa menghampiri meski tak setiap hari.
Sesampainya di asrama Salma menyambut haru Aris yang tak pernah berhenti tersenyum. Ajakan Salma kepada Aris saat memberikan santunan sembako langsung ditanggapi positif oleh Kadus Caca yang sangat peduli terhadap warganya.
Kini seminggu sudah Aris menempati asrama Rumah Yatim yang berlokasi di Jl. Bung Hatta No. 20 Mataram NTB, Aris pun bisa belajar dengan tenang, memakai pakaian dan tas yang serba baru, dan mendapat asupan makanan yang cukup. Meski belum belajar banyak Aris sudah bisa beradaptasi dengan teman-temannya. Belajar huruf hijaiyahnya pun semakin baik dan Aris kini sudah bersekolah di tempat yang baru, walau berasal dari status ekonomi yang kurang mampu, namun kehadirannya sangat diapresiasi oleh kepala sekolahnya.
“Terimakasih karena Rumah Yatim sudah menyelamatkan generasi bangsa.” Ungkap Kepala sekolah Aris.
Rumah Yatim selalu peduli terhadap pendidikan generasi bangsa, maka berbagai upaya akan terus dilakukan untuk memberikan pendidikan terbaik khususnya untuk anak-anak kurang beruntung. Aris adalah satu dari sekian banyak anak – anak Indoneisa yang masih memerlukan uluran tangan kita.
Mari bersama saling berpangku tangan untuk membantu sesama ...
#RumahYatim
#SedekahRefleksikanIman
www.rumah-yatim.org
0 komentar:
Posting Komentar