Respon Tanggap Bencana Rumah Yatim untuk Banjir Jakarta
Siklus tahunan banjir di ibukota sudah menjadi kenyataan sehari-hari para warga. Dalam setahun, hujan yang turun melanda wilayah Jakarta dengan intensitas yang tidak menentu, bahkan intensitasnya cukup sering dengan curah hujan tinggi. Sejak menjelang pagi, Selasa (21/02) hujan sudah turun. Menyebar di beberapa wilayah, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara sudah tergenang air.
Berdasarkan pantauan TMC Polda Metro Jaya yang dilansir di media online, banjir yang sudah meninggi di beberapa ruas jalan menyebabkan kemacetan panjang. Hingga menjelang siang tadi, di salah satu titik strategis di wilayah Jakarta Selatan seperti Jl. Fatmawati, dan Jl. Ipin Pondok Labu macet parah. Kegiatan keseharian warga nyaris terhenti, bahkan di titik yang parah lumpuh sama sekali. Warga yang terkena dampak banjir berusaha membereskan beberapa harta benda yang dapat terselamatkan.
Sebagian mengungsi ke rumah family yang lebih aman. Atau masih bertahan di rumah masing-masing di lantai atas yang tidak terkena banjir. Satu diantaranya yang didatangi Rumah Yatim, di Kalimalang, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Di sana terdapat 170 anak asuh non mukim yang dinaungi Rumah Yatim. Sekitar 50 anak, rumahnya terkena banjir dan harus mengungsi di Aula Universitas Borobudur.
Saat berita ini diturunkan, Kepala Asrama Kemang Agus Maulana Yusuf masih berada di lokasi banjir ketika dihubungi RY News. Ia bersama tim lainnya dari area Jakarta langsung terjun lokasi membantu korban. “Kami langsung mengecek lokasi, langsung ikut tanggap bencana, kami memberikan 50 nasi bungkus,” ujar Agus melalui telepon.
Dari hasil pantauannya dengan tim, kondisi banjir disana awalnya setinggi diatas lutut. Dan ketika ia kembali lagi membawa logistik, sekitar menjelang malam, sudah mulai surut hingga di bawah lutut.
Namun, tidak demikian di bagian dalam pemukiman yang masih tergenangi air. Seperti keterangan yang diperolehnya dari salah satu anak asuh yang mengungsi, keadaan di samping Universitas Borobudur sudah memasuki kawasan RT. 04, yang dibelakangnya terkena banjir. Mereka sudah berada di penampungan selama 3 hari.
Untuk menjangkau ke dalamnya, Agus harus memakai transportasi perahu karet bersama tim relawan lain dan kepolisian. Logistik bantuan didistribusikan bertahap, Agus kembali ke lokasi membawa 100 bungkus makanan berenergi siap saji, 100 bungkus susu, dan 500 bungkus mi instan.
0 komentar:
Posting Komentar