Upaya pengentasan kemiskinan terus di lakukan baik itu oleh pihak pemerintah maupun oleh pihak swasta seperti Rumah Yatim Arrohman Indonesia.
Berbagai program dilancarkan untuk membantu masyarakat kurang mampu. Program Peduli sesama menjadi bagian dari program untuk pengentasan kemiskinan yang terus merajalela tatkala bahan pokok harganya semakin menanjak dan menyesakan bagi warga miskin yang ada di Indonesia terutama para lansia yang sudah tak memiliki keluarga yang mampu menopangnya.
Untuk menopang kehidupan mereka Rumah Yatim Nusa Tenggara Barat yang dimotori oleh Jajang Khoeruman mengalokasikan dana bantuan sesama untuk 12 lansia yang berada di dusun Taman Baru Kelurahan Taman Ayu Kecamatan Gerung, Lombok Barat dan di Karang Kuripan Barat Kecamatan Kediri Lombok Barat.
Jauh hari sebelumnya seperti biasa tim mengadakan survey ke beberapa tempat, melihat beberapa kondisi mustahik yang ada maka Jajang pun menilai kedua tempat ini lah yang benar-benar layak untuk di bantu karena di Dusun Taman Baru sendiri ada 4 mustahik yang kondisinya benar-benar layak dibantu bahkan membutuhkan perhatian dari pihak manapun, baik itu pemerintah maupun perorangan.
Diantarnya Papuq Sadri, Inaq Sukik, Sukinah, dan Papuq Sapeq, untuk Inaq Sukik dan Papuq Sadri Rumah Yatim jauh sebelum ini sudah memberikan perhatian dengan memberikan bantuan santunan sembako setiap bualannya, namun kehadiran mereka tetap menjadi prioritas bantuan ini diberikan karena kondisi mereka yang sudah tua, sudah tak bekerja dan memiliki anak yang tinggal bersamanya namun juga memiliki keterbatasan ekonomi, mewajibkan Jajang untuk memberikan bantuan peduli sesama.
Selanjutnya di Karang Kuripan Barat, Jumlah mustahiknya ada 8 orang, dimana usia dari semua lansia yang diberikan bantuan sudah sangat tua seperti Papuq Gamid yang sudah berusia 100 tahun dan Inaq Jennah yang berusia 105 tahun, namun hebatnya kedua orang ini mampu mencari nafkah sendiri tanpa mengandalkan orang lain dengan menjual jasa mereka selaku penjaga kuburan.
“biasanya mereka bekerja dari subuh sesudah beres sholat pulang sekitar jam 10, kegiatannya membersihkan makam-makam yang ada di tempat pemakaman. Dan dari itu mereka mendapatkan upah dari keluarga ahli kuburnya.” Papar Jajang.
Ada satu lagi yang membuat Jajang merasa kagum akan keahlian dan usia yang dimilikinya yakni Inaq Asan, usianya kini 135 tahun dia kini hidup bersama putrinya yang juga sudah renta yakni 80 tahun yang bekerja sebagai buruh cuci.
Mereka menjalani hidup dengan menggantungkan diri dari keahlian Inaq Asan yang sudah mulai pikun yakni ahli pijat, meski sudah mulai pikun namun pasiennya sering kali datang untuk merasakan jasanya.
Ya ada juga Salmah (92), Satar (85), Rannah (100), Icuk (90)dan Iccah (95) yang kini hidp sebatang kara tidak punya keturunan, suaminya meninggal sudah sangat lama dan dia masih bersyukur karena suami tercintanya masih meninggalkan rumah, sehingga dia kini menempati rumah itu.
Jumlah lansia yang begitu banyaknya di NTB, menjadikan mereka mustahik yang benar layak untuk di bantu. Karena selain kondisi rumah mereka yang kurang layak huni. Kondisi fisik mereka yang tidak memungkinkan untuk bekerja juga kondisi kesehatan pun menjadi persoalan bagi mereka.
Maka sudah sepantasnya, bantuan peduli sesama ini diberikan kepada mereka, agar mereka merasa dipedulikan dan bahagia seperti Inaq Jennah yang merasa senang atas kedatangan Rumah Yatim ke rumahnya, disela isak tangisnya diapun mengucapkan terimakasih dengan bahasa sasaknya.
0 komentar:
Posting Komentar