Pukul 12:00 waktu Sanli Urfa, tim relawan Rumah Yatim telah
bersiap siaga di kamp pengungsian Suriah untuk menyalurkan satu kontainer bahan
makanan yang sudah di pak sebelumnya.
Kedatangan tim disambut gembira ribuan anak Suriah, sebanyak
satu kontainer bahan makanan siap disalurkan kepada para pengungsian Suriah.
Abdurrahman bersama tim relawan dan mitra dari Sanli Urfa
berkeliling menyambangi kamp pengungsian untuk membagikan bantuan sembari
melihat langsung kondisi kamp
pengungsian. Sekitar 5 ribu anak dari 16 ribu pengungsi Suriah mengungsi di
kamp pengungsian ini, rata-rata mereka berusia 8 sampai 12 tahun, kebanyakan dari mereka sudah berstatus yatim
bahkan yatim piatu.
Sembari membagikan bantuan, tim mencoba menjalin komunikasi
dengan anak-anak Suriah. Mereka adalah anak yang ceria, aktif dan komunikatif,
mereka menanyakan dari mana tim berasal.
"Ketika kami mengatakan dari mana asal kami, mereka
mengetahuinya tetapi mereka tidak mengetahui dimana Indonesia berada. Kami pun
memberi tahu mereka bahwa Indonesia merupakan negara dengan mayoritas
penduduk muslim yang sangat peduli
terhadap masalah kemanusiaan terutama pada masalah yang dihadapi muslim di
dunia." Ungkap Abdurrahman, minggu (22/01)
Penyaluran santunan yang digelar dari hari sabtu (21/01) dan
Minggu (22/01) ini berlangsung dengan sukses dan lancar. Sebanyak 5 ribu anak
sudah menerima bantuan berisi bahan makanan dari Rumah Yatim. Para pengungsi
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Rumah Yatim atas kepedulian
dan kebaikannya.
"Alhamdulillah akhirnya kami sudah menyalurkan bantuan
untuk pengungsi Suriah khususnya untuk anak-anak disana. Semoga apa yang kami
berikan ini dapat membantu meringankan penderitaan mereka. Terima kasih kepada
mitra Rumah Yatim dari Sanli Urfa dan para donatur karena telah berkontribusi
dalam kegiatan ini." Ujar Abdurrahman
Tim relawan akhirnya berpamitan dan melanjutkan perjalanan
untuk merealisasikan misi besarnya. "Kami akan melanjutkan perjalanan
mencari tempat yang nantinya akan dijadikan asrama untuk anak yatim
Suriah." Ungkap Abdurrahman
Ada cerita pilu ketika tim berkeliling kamp pengungsian, ada
seorang anak bernama Abdullah, ia berusia kira-kira 3 tahun. Ia mengikuti tim
relawan berkeliling, akhirnya tim pun membawa anak tersebut.
Tapi ketika tim beranjak untuk meninggalkan kamp pengungsian
karena ada tugas lain dan tidak bisa membawa anak malang tersebut akhirnya tim
terpaksa menitipkannya ke pengurus kamp pengungsian. Anak tersebut menangis
karena tidak mau lepas dari pangkuan Abdurrahman.
"Anak ini nangis
karena tidak mau dilepas, selama kita
berkeliling kamp pengungsian untuk menyalurkan bantuan, anak ini selalu
mengikuti kami, selama anak tersebut
dibawa kami, tidak ada seorang pun yang mencari dia. Ternyata setelah
ditelusuri, orang tuanya sudah tiada, anak ini hidup sebatang kara di usia yang
sangat belia." Kata Abdurrahman
0 komentar:
Posting Komentar