Anak asuh Rumah Yatim Di Asrama Cinere, Semangat Membuat Aplikasi
Resmi mulai sejak April 2016 lalu, pelatihan coding di Asrama Rumah Yatim Cinere, Jakarta Selatan, masih memelihara semangat yang sama. Para anak asuh yang mengikutinya, Kepala Asrama Cinere Imanuddin mengatakan, malah semakin menjadi. Seperti kemarin Jumat (21/10) sore, rutinnya kegiatan pelatihan ini dilaksanakan.
Dibimbing oleh instruktur professional dari Coding Indonesia, Rizky yang akrab disapa Kak Rizky ini seakan tertular semangat yang sama dari 8 anak asuh yang dibimbingnya.
“Anak asuh yang ikut pelatihan dari semua tingkatan SD, SMP, dan SMA, karena jumlah siswa SD-nya hanya 2 orang, jadi pelatihan disatukan saja materinya,” ujar Iman kala dikonfirmasi melalui wawancara telepon.
Jumlah terbatas ini memudahkan Rizky saat memberikan materi, setiap anak dapat jangkauan perhatian yang sama kala dibimbing. Kemampuan setiap anak lebih terukur dan terarah dari interaksi yang muncul.
Metode transfer materi pelajaran diberikan berimbang antara teori dan praktek. Dengan posisi siap di depan komputer, mereka siap menerima materi dari Kak Rizky. Seperti yang dituturkan Rizky, belajar coding untuk mereka tidak dapat dilakukan individual, dan tidak asal-asalan harus dipandu bertahap mulai dari teori.
Coding yang berisi tentang berbagai bahasa rumus dan pemograman komputer agar mudah diaplikasikan, Rizky sampaikan dengan penyampaian yang sederhana dan menyenangkan. Nah, ini salah satu faktor anak-anak betah belajar coding bersamanya.
“Tidak teori terus menerus, pasti anak-anak bosan dan bingung, karena teori tanpa praktek, tidak mudah dicerna, tapi praktek diberikan, anak-anak juga dibimbing melalui teorinya, sehingga keduanya saling melengkapi,” kata Iman.
Fasilitas komputer yang diberikan kepada asrama pun merupakan partisipasi aktif dan konkrit Coding Indonesia memajukan anak asuh dari pengayaan skill dan pendidikan. Terdapat 4 unit komputer aktif yang sudah disetting khusus untuk dioperasikan selama mereka belajar coding.
Kunci lainnya yang membuat kegiatan ini bertahan, tanpa dipungkiri, teknologi informasi-komputerisasi mengakrabi masyarakat, terutama generasi muda seperti anak asuh didalamnya.
Iman membenarkan anak asuhnya memang bersemangat tinggi menggunakan teknologi, khususnya komputer dan ponsel. Apalagi semenjak era smartphone (ponsel pintar) yang dihubungkan ke koneksi internet lewat berbagai macam sistem operasi, salah satunya yang populer, Android.
Maka tak heran, selama pelatihan berjalan hingga kini, Iman mengatakan, perkembangan belajar anak asuhnya lancar dan nyaris tanpa kendala. Belakangan ini mereka sedang serius mengulik pembuatan game. Menurutnya, dalam proses pembuatan game, banyak hal yang harus diperhatikan. Dan ini akan diperoleh sambil berjalan dengan banyaknya praktek dan pemahaman materi.
Pembuatan game hanyalah salah satu dari sekian banyak materi program yang akan diberikan. Berikutnya, setelah merampungkan pembuatan game, mereka dibekali materi yang lainnya.
“Mereka sudah dapat membuat objek bergerak dari beberapa bahasa rumus yang dikuasai, bagaimana membuat objek tertembak, dan hal ini sangat menyenangkan,” tambahnya.
Di usia seperti mereka, dan rasa penasaran yang tinggi meluap pada semangat yang menggebu. Dengan sempurna materi-materi pelajaran diserapnya, namun hal ini diapresiasi positif bahwa mereka tak cuma sekedar main tetapi mahir menjadi creator.
Pun Rizky melihatnya, sebagai harapan yang berpotensi baik di masa depan. Rasa ingin tahu yang besar dari mata mereka yang membuatnya rela meluangkan waktu setiap pulang kerja di hari Jumat sore sampai isya, bersama anak asuh. Ia tergetar, pendidikan dan skill apapun dapat dimiliki siapapun, anak-anak dari semua kalangan.
Ia optimistis, anak asuh binaanya yang berkemauan besar sebagai pembelajar, tak hanya sekedar mahir dan ahli, tetapi menularkan ilmu dan semangat yang hebat buat teman-teman sesamanya. Iman pun yakin, hal-hal baik yang tertanam sejak dini, akan tumbuh jadi berkah ilmu melimpah membawa kemajuan.
0 komentar:
Posting Komentar