Korban Banjir Bandang Garut Harap Lebih Banyak Lagi Yang Peduli

Banjir tiba-tiba menghadang kota intan garut, kini intan yang selalu berkilau dengan hamparan gunung yang menghijau dan langitnya yang biru menghilang seketika. Langit bermuram durja, banjir menghadang seolah memuntahkan kemarahannya dan menyisakan hamparan air keruh yang kecoklatan, keindahannya memudar puing-puing berserakan dimana-mana. 

“datangnya tiba-tiba pisan” Ujar Sambas ketua RT 04 RW. 12 Kecamatan Paminggir.
Menurut kesaksian Sambas, banjir datang pukul 11 malam, semua warga tidak menyadari akan datangnya banjir tersebut dikarenakan semua warga sudah terlelap tidur karena hujan yang deras terus mengguyur daerah tersebut. 

Saat banjir datang Sambas tak sempat mengevakusi warga karena atas kesadaran masing warga pun sudah berhamburan menyelematkan diri masing-masing begitupun dirinya beserta istri dan kelima anaknya. 
Sambas kehilangan seluruh harta bendanya, begitupula dengan para warganya. “teu aya, teu aya nu kapulung*” ujarnya

Pasrah dan tawakal hanya itu yang Sambas harus lakukan, semua terjadi atas kehendak sang maha kuasa dan dia yakin akan ada hari yang lebih baik seusai hari ini. Namun keperluan untuk hari ini sangatlah banyak, dia dan para warganya membutuhkan bantuan dari peralatan MCK (Mandi Cuci Kakus), kebutuhan sembako dan hal lainnya.

Tak hanya melumpuhkan jalanan sekitar banjir pun melumpuhkan mata penahariannya sebagai tukang becak. Maka untuk itu Sambas berharap kepedulian dari semua pihak.
“saya harap semua orang bisa lebih peduli aja.” Ujarnya
Kini warganya yang berada dipinggiran sungai Cimanuk ini tinggal ditempat-tempat yang aman seperti rumah tetangga yang masih selamat, atau mengungsi ke  rumah saudara-saudara mereka di daerah lain, dan sebagian diam di tempat pengungsian
Kini Rumah Yatim berada ditempat posko pengungsian, bantuan sudah dikerahkan untuk warga yang dekat dengan sungai Cimanuk sebanyak 600 Kepala keluarga.