Keberkahan Zakat Telah Dirasakan Surami, Wanita Tangguh dari Pringtali
Menjadi orang tua tunggal dimana harus banting tulang untuk menghidupi anak-anaknya bukanlah pilihan bagi semua perempuan. Namun apalah daya jika hal tersebut terjadi, mereka yang mengalami hal tersebut terpaksa harus menelan pil pahit kenyataannya.
Adalah Surami (54), seorang perempuan tangguh yang sudah tiga tahun menjanda karena ditinggal meninggal suaminya. Sudah tiga tahun ibu tiga anak ini menjadi tulang punggung keluarga, ia menghidupi keluarga dengan menjadi seorang buruh tani dengan penghasilan tak menentu dan tentunya minim.
Surami tinggal di dusun Pringtali RT 16 RW 06, kelurahan Kebonharjo, kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta, sebuah wilayah rawan pangan di DIY. Sutari tinggal bersama anak kedua dan ketiga. Anak pertama Sutari yakni Wiji sudah berumah tangga dan sudah tinggal terpisah dengan Surami.
Surami adalah perempuan tangguh, di usianya yang sudah lebih dari setengah abad ini harus mengurusi Sutek (20) anak keduanya yang mengalami keterbelakangan mental. Beruntungnya ia mempunyai si bungsu yakni Sutari(17) yang selalu membantu ibunya mengurus Sutek ketika ia bekerja di sawah. Si bungsu pun kadang membantu ibunya di sawah sepulang sekolah.
Surami menuturkan bahwa dirinya selalu merasa bersalah kepada Sutari, di usianya yang sudah menginjak 17 tahun, Sutari masih duduk di kelas 1 SMP. Sudah 5 tahun anak bungsunya putus sekolah dikarenakan keterbatasan ekonomi, selama putus sekola Sutari membantu ibunya menjadi buruh di sawah.
Meskipun sudah lama putus sekolah, namun semangat si bungsu menuntut ilmu masih tinggi bahkan semakin tinggi. Jarak menuju sekolahnya yakni di SMPN 1 samigaluh sangatlah jauh tidak menyurutkan semangat Sutari bersekolah.
Lokasi Prengtali yang tidak ada angkutan umum membuat Sutari harus berjalan kaki menuju sekolah yang jaraknya sampai 15 KM. Sebenarnya ada ojek di wilayah tersebut, namun dikarenakan Surami tidak mempunyai dana lebih untuk memberi ongkor putrinya membuat Sutari harus berjalan kaki menelusuri jalan pintas.
“ Semenjak bapaknya meninggal, perekonomian keluarga semakin susah. Sutek tidak lagi berobat karena dana tidak ada, Sutari harus putus sekolah karena dananya pun tidak ada. Alhamdulillah sekarang Sutari sudah sekolah, semoga dengan Sutari sekolah bisa memperbaiki kondisi keluarga.” Kata Surami haru
Menjadi seorang buruh tani, Surami hanya mendapat penghasilan Rp. 100.00 sampai Rp. 150.000 perbulan tergantung pesanan, beruntungnya ia tinggal di rumah peninggalan suaminya, jadinya ia tidak perlu memutar otak untuk memikirkan biaya sewa rumah.
Rumah Yatim Yogyakarta yang mengetahui informasi tersebut dari salah satu warga bernama Tanijan langsung mengunjingi kediaman Surami.
Ketika ditemui tim, terlihat Sutari sedang menemani kakaknya di halaman rumah. tidak jauh dari mereka, tim melihat Surami sedang membereskan rumah, Surami saat itu sedang tidak bekerja karena tidak menerima pesanan dari petani.
Dalam kunjungannya, Rumah Yatim Yogyakarta memberikan santunan tunai biaya hidup kepada Surami dan anak-anaknya. Rumah Yatim ingin memberikan apresiasi atas ketangguhan Surami dan keluarga. “ Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih atas semua kebaikannya, kami doakan semoga Rumah Yatim semakin maju dan donaturnya dilindungi Allah. Mohon doanya agar kami diberikan kekuatan dan kesehatan oleh Allah.” Kata Surami sembari menangis
“ Saya merasa bersyukur bisa ditemukan dengan keluarga tangguh ini, dengan melihat keluarga tangguh ini saya semakin bersyukur dan saya semakin bersemangat untuk terus membantu Rumah Yatim menyalurkan amanah dari donatur kepada mereka yang berhak menerimanya.” kata Ecep salah satu tim blusukan Rumah Yatim Yogyakarta
“ Alhamdulillah amanah zakat masyarakat Indonesia yang dititipkan melalui Rumah Yatim telah sampai kepada warga kurang mampu wilayah Pringtali. Selain kepada bu Surami, amanah dalam bentuk santunan tunai biaya hidup ini pun telah disampaikan kepada 9 warga kurang mampu lainnya, semoga amanah yang dititipkan ini bisa menjadi keberkahan untuk pemberi dan penerima.” Tutup Ecep
0 komentar:
Posting Komentar