Dikisahkan, ada dua orang kakak-beradik yang hidup di sebuah desa. Awalnya, mereka hidup rukun dan damai. Namun entah apa yang akhirnya membuat mereka hidup dengan perselisihan dan kebencian.
Sudah bertahun-tahun mereka saling mendiamkan, tak bertegur sapa, dan tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Padahal, jarak antara rumah mereka hanya dipisahkan sebuah selokan.
Suatu pagi, datang seorang tukang kayu mengetuk pintu rumah sang kakak. Tukang kayu itu bertanya, barangkali ada sesuatu yang dapat ia kerjakan. Sang kakak menyambut gembira, ia berkata bahwa rumah di sebrangnya itu adalah rumah adiknya. Beberapa bulan lalu adiknya itu mengeruk bendungan dengan bulldozer, kemudian mengalirkan airnya ke padang rumput. Sehingga menjadi selokan yang memisahkan rumah mereka.
Sang kakak menganggap perbuatan itu sebagai penghinaan baginya. Ia kemudian berujar kepada tukang kayu, “Buatkan aku sebuah tembok setinggi 10 meter, sehingga aku tak perlu lagi melihat rumahnya.” Tukang kayu itu menjawab,”Saya mengerti. Saya akan membuat sesuatu yang membuat Tuan merasa senang.” Sang kakak kemudian pergi ke kota untuk membeli beberapa kebutuhan.
Sekembalinya sang kakak dari kota, alangkah terkejutnya ia. Tak ada tembok setinggi 10 meter seperti yang ia minta. Sebagai gantinya, terbentang sebuah jembatan melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertanian miliknya dengan milik sang adik.
Dari seberang, terlihat sang adik bergegas menyebrangi jembatan dengan kedua tangan terbuka lebar. “Kak, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku,” ujar sang adik.
Dua bersaudara itu saling berjabat tangan dan berpelukan. Mellihat hal tersebut, tukang kayu segera membenahi perkakas-nya dan bersiap untuk pergi. “Tukang kayu, jangan pergi dulu, tinggallah beberapa hari lagi. Kami punya banyak pekerjaan untukmu,” pinta sang kakak. Namun tukang kayu menjawab, “Sebenarnya saya masih ingin tinggal di sini, namun masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan.”
#RumahYatim
#IndahnyaRamadhanBersamaYatim
www.rumah-yatim.org
0 komentar:
Posting Komentar