Silaturahmi Kemitraan Rumah Yatim NTB
Paud itu berdiri di tanah milik masyarakat Dusun Gapuk Desa Sekotong Lombok Barat, sebelum menjadi mitra Rumah Yatim NTB, Paud yang diberi nama LKSA Paud Ihyaussunah ini melakukan pembelajaran di halaman masjid yang belum selesai pembangunannya, atau untuk mencari tempat berteduh terkadang dilakukan pembelajaran dibawah pohon rindang.
Hal itu dilakukan karena mereka belum memiliki kelas untuk anak-anak belajar, namun karena kebutuhan anak-anak yang hampir semuanya warga kurang mampu mendesak pihak masyarakat mendirikan taman belajar Pendidikan Anak Usia Dini (Paud).
Sudah 7 bulan lamanya, mereka menjadi mitra Rumah Yatim dan setiap dua bulan sekali Rumah Yatim mengunjungi Paud yang memiliki 85 anak ini dengan memberikan dana oprasional kepada mereka. “karena jarak tempuh yang jauh, kami tidak bisa menyalurkanya tiap bulan, maka disiasati dengan memberikan 2 bulan sekali.”
Dana kemitraan sebesar Rp. 1.500.000 itu pun dimanfaatkan oleh mereka dengan baik terbukti dengan kelas yang kini memiliki sarana dan prasarana yang memadai dari fasilitas APE (Alat Peraga Edukatif) yang murah hingga jungkat jungkit dan ayunan. Juga berkat bimbingan Jajang dan tim Rumah Yatim NTB kini Paud Ihyaussunah memiliki bangunan yang didapat dari bantuan pemerintah.
“Selain memberikan dana, kami pun memberikan pembekalan manajerial dan pembekalan bagaimana cara membuat proposal ke swasta maupun pemerintah agar dapat tembus dan cair, dan Alhamdulillah kini ditanah milik masyarakat itu bisa berdiri bangunan padahal dulunya kasian, karena mereka harus belajar dibawah pohon.” Ujar Jajang.
Tak hanya LKSA PAUD Ihyaussunah, LKSA Paud Nurul Hidayah Kedaro-Sekotong pun mendapatkan bantuan yang sama dari pemerintah, bahkan lebih karena Paud ini mendapatkan dana pembangunan untuk 2 ruang kelas.
Bantuan yang sama pun diberikan. Kini Paud yang memiliki 75 anak didik warga kurang mampu itu jauh lebih percaya diri dan berani mengajukan proposal kesana kemari untuk kemajuan LKSA mereka.
“karena warga disana semua warga kurang mampu, secara otomatis pendanaan sekolah pun tidak dibebankan kepada orang tua murid. Maka alhamdulillah atas bimbingan dari tim Rumah Yatim kini mereka lebih berani mengajukan proposal kesana kemari untuk mendapatkan pendanaan.” Tambah Jajang.
0 komentar:
Posting Komentar