Sistem Tebar Qurban, Tebar Berkah Hingga Pelosok
Sukses menyalurkan hewan dan daging qurban di daerah Bandung Raya, Rumah Yatim melalui Direktorat Pemberdayaan menyalurkan qurban keluar wilayah Bandung Raya mulai hari pertama Idul Adha, Senin (12/09), dan hari tasyrik yang berakhir hari ini, Kamis (15/09).Kegiatan meliputi penyaluran dan penyembelihan hewan qurban di lokasi yang sudah ditentukan.
Direktur Pemberdayaan Rumah Yatim Pipin Noor Sofyan mengatakan direktorat pemberdayaan memegang tanggung jawab kepanitiaan penyaluran hewan qurban hingga tingkat nasional. Oleh karena itu sudah dilakukan survey agar qurban tepat sasaran. Tahun ini, lanjutnya, di daerah Jawa Barat sudah dipetakan daerah kantong-kantong mustahiq yang masyarakatnya berada di bawah garis kemiskinan dan rawan kelaparan.
Adapun daerah tersebut diantaranya di Kabupaten Bandung, tepatnya Kecamatan Pangalengan dan Cisarua, dengan 5-10 titik wilayah, antara lain, Suka Tinggal, Cileunca, Kertasari, Purbasari, Kampung Pangharepan, Neglawangi, Kampung Baru, dan masih banyak lagi. Selain Kabupaten Bandung, qurban disalurkan sampai hari ini di Garut dan Cianjur, yang masing-masingnya terdapat 5-10 titik kantong mustahiq.
Secara formal, kata Pipin, penyembelihan dilakukan di hari pertama, dan setelahnya selama hari tasyrik, masih terbuka untuk penerimaan, penyembelihan, dan kegiatan distribusinya.
Pipin memaparkan sampai berita ini dibuat, hewan qurban yang terhimpun khusus keluar Bandung Raya adalah 5 ekor sapi, dan sekitar lebih dari 100 ekor kambing dan domba. Total mustahiqnya mencapai lebih dari 4000 mustahiq yang tersebar di seluruh wilayah tersebut.
“Para mustahiqnya adalah pemetik teh, anak yatim mukim dan non mukim,mitra-mitra Rumah Yatim, komunitas tukang becak, tukang sampah, dan masyarakat yang kurang mampu lainnya,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, qurban tahun ini dirasakannya lebih banyak penyaluran di wilayah Jawa Barat yang dibarengi pemetaan dan persiapan yang lebih matang. Khusus tahun ini, mulai dijalankannya sistem tebar qurban, yang mengusung tagline, “Qurban di Kota, Untuk Manfaat di Desa,”.
Dimana sistem ini, memudahkan donatur yang tinggal dimanapun dapat berqurban dimanapun bersama Rumah Yatim, asalkan masih berada dalam lingkup cabang Rumah Yatim yang tersebar di seluruh nusantara.
Pipin mencontohkan, donatur yang tinggal di Bandung dapat membeli hewan qurban untuk diqurbankan di daerah lain di Indonesia—selama daerah itu cakupan Rumah Yatim. Maka, tak heran penyaluran hewan qurban kali ini lebih banyak di daerah-daerah pelosok.
Karena dititikberatkan di pelosok daerah, distribusi ini memiliki tantangan tersendiri, menurut Pipin beberapa tantangan tersebut adalah suppli hewan qurban yang masih terbatas, jumlah mitra yang terbatas, sehingga berdampak kurang seimbangnya jumlah kebutuhan/permintaan dan ketersediaan hewan qurban. Mereka juga harus menempuh jarak dan medan yang cukup jauh untuk menjangkau mustahiq, bahkan tidak semua daerah dapat dilalui dengan kendaraan bermotor.
“Kami juga tertantang untuk menyalurkan di tempat-tempat yang belum ada qurbannya atau tidak terpenuhinya kebutuhan mustahiq,” kata Pipin lagi. Beberapa hewan secara utuh sengaja disembelih di daerah yang ditunjuk agar mustahiq dapat ikut merasakan qurban sesungguhnya.
Oleh sebab itu pula, kegiatan qurban ini tidak hanya ramai hari pertama saja, Pipin merasa hari tasyrik pun sama penting dan istimewanya untuk mengoptimalkan kegiatan qurban ini.
“Hari tasyriknya juga ramai, kami atur juga sistem penyalurannya, insya Allah dengan sistem tebar qurban kalini dapat lebih optimal, para mustahiq cukup bersyukur mendapat bantuan ini insya Allah sesuai yang disunnahkan Rasulullah, para mustahiq ini belum tentu setiap hari makan daging, dan sulit menjangkaunya, kami ikut gembira keberadaan Rumah Yatim jadi berkah buat mereka, ” tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar