Lisa Ria Cahyanti, inilah salah satu anak asuh Rumah Yatim Surabaya yang cemerlang prestasinya. Berasal dari KabupatenBojonegoro, Jawa Timur, Lisa kecil harus kehilangan ayahnya sebelum masuk sekolah TK. Ayahnya yang berprofesi pengepul pasir meninggal saat bekerja. Ia terbawa arus sungai yang besar ketika mengepul kala itu.
Sejak saat itu mulailah sang ibu harus bekerja sendirian sebagai pengepul untuk menghidupi Lisa dan ke enam saudara kandungnya. Lisa tinggal bersama ibunya hanya sampai kelas 1 SD, naik kelas 2 SD ia langsung pindah ke Surabaya bersama Rumah Yatim. Perantauannya di Surabaya inilah yang mulai mengubah nasibnya dari seorang anak desa biasa jadi salah satu anak berprestasi.
Lisa kini terdaftar sebagai murid kelas 6 SD Al Karimah, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya. Sedari kepindahannya itu, Agus mengisahkan, prestasinya selalu memuaskan yang sering di deretan teratas di antara teman-temannya yang lain.
Walau anak kelima dari tujuh bersaudara ini sebenarnya agak pemalu, di asrama Surabaya ia dipercaya membimbing adik-adik asramanya belajar mengaji. Menurut Agus, Lisa tak hanya unggul di bidang pelajaran, tetapi juga punya hafalan Al Quran yang baik. Kemampuannya semakin terasah dengan mengajar adik-adiknya.
Selain sibuk belajar, Lisa punya keaktifan lain dengan mengikuti drum band dan klub fotografi di sekolahnya. Ia mencurahkan energinya menuntut ilmu, bahkan itupun nampak ketika memulai hari. “Ia anak yang rajin dan bersemangat, ia suka belajar, pagi-pagi sudah disiapkannya buku-buku dan sudah mengulang pelajaran sebelumnya. Lisa gemar membaca, bacaannya paling sering adalah pengetahuan,” ungkap Agus.Hingga pencapaian prestasinya sekarang, ia tak menyangka ia dapat meneruskan sekolah. Sempat terganjal biaya, namun Rumah Yatim sudah membantu biaya pendidikan Lisa. Belum lama ini, seorang guru sekolah Lisa yang enggan disebutkan namanya tertarik mendukung pendidikan Lisa dengan meringankan biaya sekolahnya. Bekerjasama dengan Rumah Yatim yang diwakili langsung oleh Agus sebagai walinya saat ini, guru Lisa menyatakan menyisihkan sebagian hartanya secara rutin setiap bulannya untuk membantu Lisa.
Bantuan yang disebutnya sebagai “Tabungan Lisa” khusus mengurangi beban biaya SPP. Dan hal ini akan dibicarakan oleh guru Lisa kepada kepala sekolah untuk bekerjasama. Sedangkan untuk biaya bimbingan belajar (bimbel) di sekolah dan di rumah akan digratiskan. Mengetahui hal ini, Lisa begitu terharu dan sangat bersyukur dengan adanya dukungan ini. Ia pun makin mantap niatnya meningkatkan prestasi agar membuat semua yang mendukungnya bangga dan bahagia.
Tinggalkan rumah, maju di rantau
Di belakang Lisa, ada seseorang yang selama ini yang ikut berjasa. Ialah sang bibi (adik ibunya) yang menjadi wakil dari orangtua Lisa yang aktif mendukungnya. Dengan senang hati tanpa lelah, sang bibi mendampinginya, juga ikut membantu Lisa ketika masuk ke asrama Rumah Yatim. “Sejak pertama meninggalkan kampung halamannya, Lisa dibantu bibinya menyiapkan segala sesuatu untuk pindah ke Surabaya,” kata Agus yang juga Kepala Cabang Jawa Timur ini.
Baginya, bibinya ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia yang memotivasi Lisa agar lebih maju dan yakin meraih kesuksesan di masa depan. Kalau sedang libur dan harus pulang, Lisa tidak mau pulang ke rumah ibunya. Lisa hanya ingin pulang ke rumah bibinya. “Malah kemarin-kemarin ini Lisa ikut pulang bersama saya ke Bandung,” ujar Agus Kurnia, Kepala Asrama Surabaya.
Walaupun sang ibu mengijinkan Lisa di Surabaya, rupanya ia ingin Lisa tetap tinggal di rumah dan membantu pekerjaannya mengepul pasir. “Jadi kalau Lisa pulang, biasanya ibunya berat melepas Lisa pergi, nggak boleh pergi lagi, tapi Lisanya tidak mau lama di rumah,” jelas Agus lagi.
Namun, tekad Lisa meraih asa dan menghidupkan mimpinya di luar sana lebih kuat menariknya. Meski pun berat, sang ibu pun akhirnya memahami tekad kuat anaknya. Dalam hati yang terdalam ia ingin anaknya ada yang memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dirinya dan saudara kandungnya yang lain. “Ibunya titip pesan sama saya, ya ingin anaknya bisa sekolah maju dan sukses, jadi dia bisa membantu orangtuanya dan saudara-saudaranya yang lain, ya nanti bisa membiayai sekolah adiknya,” pungkas Agus.
Rabu, 10 Agustus 2016
Mengenai Saya
Categories
Blog Archive
- September (1)
- Agustus (5)
- Juli (22)
- Juni (1)
- Mei (12)
- April (66)
- Maret (133)
- Februari (52)
- Januari (1)
- Desember (8)
- November (13)
- Oktober (12)
- September (17)
- Agustus (26)
- Juli (17)
- Juni (9)
- Mei (16)
- April (13)
- Maret (37)
- Februari (44)
- Januari (59)
- Desember (44)
- November (62)
- Oktober (57)
- September (39)
- Agustus (42)
- Juli (4)
- Mei (5)
- April (7)
- Maret (15)
- Februari (5)
- Januari (4)
- Desember (12)
- Oktober (1)
- September (4)
- Juli (1)
- Juni (2)
- Februari (3)
- Januari (1)
- Desember (3)
- November (32)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright ©
Rumah Yatim | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com
0 komentar:
Posting Komentar