Rumah Yatim Peduli Korban Bencana Banjir dan Longsor di Trenggalek
Hujan deras yang terjadi setelah maghrib pada Rabu (17/08) lalu menyebabkan banjir dan tanah longsor di Dusun Suwaru, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek. Derasnya hujan ini mengakibatkan longsoran tanah dari atas bukit yang jatuh ke rumah-rumah di bawahnya. Sehingga menyebabkan rumah-rumah tersebut rusak parah dan tidak bisa ditinggali dulu untuk sementara waktu.
Demikian keterangan yang diberikan Kepala Cabang Surabaya Muslihuddin ketika bersama Kepala Asrama Surabaya Agus Kurnia dan timnya ke Dusun Suwaru, Desa Ngadimulyo, Trenggalek, Senin kemarin (22/08). Mereka bangkat mulai pukul 08.30 dan sampai di lokasi sekitar pukul 15.30 karena jarak tempuh dari Surabaya yang cukup jauh.
Rumah Yatim memberikan bantuan kepada 6 kepala keluarga (kk) berupa sembako yang berisi beras, gula, susu, air mineral, mi instan, pakaian layak pakai untuk dewasa dan anak-anak. Sementara ini mereka mengungsi ke rumah saudara bersama anak-anak mereka. Dari keenam kepala keluarga ini, dua diantaranya masih tinggal serumah bersama orangtuanya, dan sisanya tinggal terpisah namun berdekatan di dusun yang sama.
Ia mendapatkan informasi dari televisi dan surat kabar lokal yang memberitakan bencana ini. Karena pada saat kejadian bertepatan kegiatan HUT RI dan pengajian rutin, Rumah Yatim datang pasca bencana untuk melihat kondisinya. Mereka menyambangi rumah yang terkena longsoran paling parah, yaitu rumah Keluarga Kasiran, Mudjo dan Rebo.
Keluarga Kasiran yang belum selesai dibangun harus lebih bersabar karena kerugian yang dialaminya. “Bagian belakang rumah ini tanah dari bukit, jadi bagian belakang rumah mereka jebol dan rusak, dan atap-atapnya hancur,” ujar Muslih.
Wilayah ini dikenal rawan banjir dan longsor dengan kontur tanah yang labil, kondisi tanah berpasir, dan minim pepohonan. Dari pembicaraan dengan warga, Muslih mengetahui bahwa belum ada bantuan yang datang ke tempat mereka, bantuan datang baru ke desa yang berada di bawahnya yang terkena banjir saja. Posko bantuan pun hanya berada di bawah saja, dan ketika Rumah Yatim meninjau, poskonya sudah tutup. “Alhamdulillah, bantuan ini tepat sasaran, ya, sesuai dengan kondisi mustahiq yang terkena bencana, mungkin karena kesulitan akses jalan yang tertutup tanah longsor,”imbuhnya.
Para warga yang umumnya bekerja sebagai petani dan penyadap pinus ini mengatakan sebelumnya tidak pernah terjadi bencana seperti ini sekalipun hujan deras. Padahal saat itu hujan tak berhenti 4 hari berturut-turut, dan mereka merasa aman-aman saja tinggal di daerah rawan tersebut. Walaupun 2 hari hujan sudah berhenti dan banjir sudah surut, berdampak amat serius ke wilayah lain.
Mereka juga berterima kasih kepada Rumah Yatim yang tanggap terhadap warga yang butuh bantuan. Pihak Rumah Yatim juga ikut mendoakan dan mendukung agar kondisi mereka cepat aman dan membaik. Dan ikut mengingatkan mereka agar lebih berhati-hati dan peduli dengan lingkungan sekitar dan mulai menggiatkan untuk menanam pohon.
0 komentar:
Posting Komentar