Tak ada kiat tertentu untuk menjuarai lomba kebersihan asrama ini sebenarnya, seperti yang diakui oleh Kepala Asrama Kiaracondong Dwi Kistiawan saat diwawancara tim RY sesaat setelah diumumkan pemenang pada Minggu (14/08). Ia hanya memberikan menekankan pemahaman pentingnya hidup bersih kepada anak asuhnya. Ya, hanya menjalankan bebersih seperti biasa kepada anak-anak, tidak ada resep khusus, ujar pria asal Semarang ini.
Secara rutin setiap anak-anak asuh putrinya sedang sekolah ia rutin memeriksa kondisi ruangan dan kamar mereka hingga lokernya. Ia mengajak mereka untuk membereskan barang-barang yang tidak terpakai dan hanya membawa barang-barang yang sering dipakai saja ke dalam kamar. Selain itu, aktivitas kebersihan lainnya, seperti pada umumnya dengan rutin menyapu, mengepel, dan membuang sampah pada tempat sampah.
Sejak 3 hari kepindahannya dari asrama Arcamanik ke Kiaracondong, ia langsung diajak rapat oleh tim khusus dari manajemen tentang lomba kebersihan. Padahal, kondisi asrama masih perlu dibenahi dari segi fisik yang mempengaruhi pada kebersihan asrama. Ia mencontohkan, dinding kamar yang akan ditempatinya waktu itu lembab dan berjamur sampai-sampai ia harus tidur di ruang tengah. Saat itu juga saya panggil tukang untuk mengecat kamar dan tembok lain yang rusak, ungkap Dwi.
Tantangan lainnya yang jadi fokus perbaikan adalah dapur, karena menurutnya dapur sebagai area yang mudah kotor. Lantai dapur dilapisi karpet, yang sudah kena pipis tikus yang baunya nggak enak, kalau karpet dibuka malah akan lebih kotor, sedangkan mengganti lantainya masih terkendala budget, kata Dwi sambil tersenyum.
Maka dari itu, sementara ini ia menghilangkan bau dengan menggunakan minyak kayu putih yang diuapkan dari wadah berisi air panas. Untuk lantainya tetap disapu dan dipel seperti biasa. Meja dapur selalu dilap sampai bersih dan dibuang sampahnya sehabis digunakan.
Dari segi kesiapan mental anak-anak, ia bersyukur kesadaran tentang kebersihan muncul dari diri mereka sendiri. ditambah dengan tak hentinya ia mengingatkan mereka bertanggung jawab agar menjaga kebersihan. Karena, Dwi menegaskan, lingkungan yang bersih akan membuat nyaman dan sehat untuk diri kita sendiri. Ia berharap kebiasaan hidup sehat ini terus dipertahankan bukan hanya karena adanya penilaian namun karena bersih sudah menjadi kesadaran yang dijalani sehari-hari.
Senin, 15 Agustus 2016
Mengenai Saya
Categories
Blog Archive
- September (1)
- Agustus (5)
- Juli (22)
- Juni (1)
- Mei (12)
- April (66)
- Maret (133)
- Februari (52)
- Januari (1)
- Desember (8)
- November (13)
- Oktober (12)
- September (17)
- Agustus (26)
- Juli (17)
- Juni (9)
- Mei (16)
- April (13)
- Maret (37)
- Februari (44)
- Januari (59)
- Desember (44)
- November (62)
- Oktober (57)
- September (39)
- Agustus (42)
- Juli (4)
- Mei (5)
- April (7)
- Maret (15)
- Februari (5)
- Januari (4)
- Desember (12)
- Oktober (1)
- September (4)
- Juli (1)
- Juni (2)
- Februari (3)
- Januari (1)
- Desember (3)
- November (32)
Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright ©
Rumah Yatim | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com
0 komentar:
Posting Komentar