Rumah Yatim Kembali salurkan dana Untuk Ibnu Sabil
Kamis (03/10) pukul 12:10 WIB, seorang pria paruh baya dengan kondisi rapuh dan tampak lelah ini menghampiri kantor Front Office (FO) Rumah Yatim cabang Buah Batu No. 296 Bandung.
Ketika ia memasuki ruangan FO, karyawan FO menyambut ia dengan baik dan hangat, dengan terbata-bata pria itu menceritakan bahwa dirinya sudah satu minggu luntang-lantung di kota Bandung, barang lelaki tersebut dicuri orang ketika ia sedang melangsungkan shalat dzuhur di masjid dekat terminal Leuwi Panjang.
“Saya kesini hanya membawa surat kehilangan barang dari pihak kepolisian Leuwi Panjang, sebenarnya saya tidak ingin meminta-minta. Tapi apalah daya, saya sudah rapuh ini sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi” katanya berkaca-kaca
Pria paruh baya tersebut bernama Hasan Basri (60), Hasan menceritakan bahwa dirinya berasal dari Sukamerindu Rt kabupaten Lahat Sumatera Selatan, 10 hari yang lalu ia berpamitan dengan keluarganya untuk pergi ke Subang menemui anak sulungnya yang sedang sakit keras. Sepulang menjenguk anaknya, ia bergegas pulang karena sudah tidak sabar ingin bertemu keluarganya di Sukamerindu.
“Sebelum pulang, saya mempunyai keinginan untuk membelikan anak dan istri saya sedikit buah tangan dari Bandung, namun ketika saya sampai dan beristirahat sejenak di masjid dekat terminal Leuwi Panjang Bandung, tas saya yang berisi dompet, baju dan buah tangan dari anak sulung saya dicuri orang tak dikenal.” Kata Hasan
Hasan yang saat itu bingung langsung meminta tolong masyarakat sekitar masjid, dibantu masyarakat Hasan diantar menuju kantor polisi terdekat untu melaporkan musibah yang baru saja menimpanya.
Keinginan Hasan membawa buah tangan khas Bandung terpaksa harus dikubur dalam-dalam, untuk kali ini keinginan terbesar Hasan hanyalah pulang dan kembali kepada keluarganya di Sumatera Selatan. Hasan menceritakan bahwa dirinya sudah delapan hari tidur di terminal, “saya mencoba menawarkan diri untuk membantu pedagang sekitar, saya berbuat seperti itu supaya saya bisa makan dan mengumpulkan uang untuk pulang.” Katanya
Tawaran demi tawaran ia ajukan, namun hanya sedikit pedagang yang berempati pada Hasan. “Dengan membantu pedagang disana saya mempunyai penghasilan walaupun hanya cukup untuk makan saja, Alhamdulillah kemarin ada salah satu pedagang yang menyarankan saya pergi ke Rumah Yatim, katanya Rumah Yatim adalah salah satu lembaga sosial yang akan membantu orang seperti saya ini.” Ujarnya
Mendengar informasi tersebut, Hasan merasa bahwa ada satu titik terang menuju kepulangannya ke kampung halaman. “Kedatangan saya kesini hanya ingin meminta bantuan ala kadarnya,” Kata Hasan
Setelah mendengar cerita dan kronologis pria tersebut, pihak Rumah Yatim khususnya memang punya kewajiban untuk membantu ibnu sabil yang sedang membutuhkan uang untuk melanjutkan perjalanan. “Kami belum bisa memberikan uang yang besar kepada Bapak. Kami memberi secukupnya saja, semoga apa yang kami beri ini dapat sedikit meringankan beban bapak.” Ucap Rini salah satu karyawan FO Rumah Yatim
“Alhamdulillah terima kasih atas semua kebaikannya, kata Hasan Dengan wajah penuh bahagia, Hasan pun berpamitan dengan para karyawan Rumah Yatim, sebelum pulang Hasan sempat medoakan agar Rumah Yatim menjadi lembaga sosial yang sukses dan semakin dipercaya masyarakat. “Semoga Rumah Yatim semakin meluas, saya tidak akan melupakan semua kebaikan Rumah Yatim, semoga kita akan dipertemukan kembali. Assalamualaikum.” Kata Hasan
Kalimat tersebut seakan menjadi kalimat perpisahan antara pihak Rumah Yatim dan seorang Ibnu Sabil yang sangat menginspirasi. walaupun kondisi Hasan saat itu sedang terpuruk, hal tersebut tidak menjadikannya menjadi seorang peminta-minta.
0 komentar:
Posting Komentar