Memaknai Jasa Para Pahlawan di TMP Kalibata bersama Rumah Yatim Jakarta
Pesan salah satu pendiri bangsa ini agar jangan melupakan sejarah harus diterapkan ke generasi muda. Seperti yang dilakukan oleh 250 anak asuh yatim dan dhuafa Rumah Yatim se-Jakarta di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Bersama 17 orang pengurus dan relawan yang ikut mendampingi, mereka begitu antusias melangkah kesana untuk melakukan peringatan Hari Pahlawan.
Manager Area Jakarta Dadan Rusmana mengatakan peringatan ini berupa ziarah yang memiliki nilai edukasi. Terutama kepada anak asuh yang rata-rata masih berstatus pelajar sekolah dasar. Dimulai sejak dini supaya ingatan dan pengetahuan sejarah tidak terhapus. Dengan mengenang jasa-jasa para pahlawan ingin memberikan tekad meraih kemerdekaan melalui kerjakeras di masa kini.
Sebagai salah sati TMP yang dikelola secara professional dan terbiasa menghadapi momen hari pahlawan, selama di sana mereka dipandu untuk mengitari makam dengan menunjukkan beberapa makam pahlawan dan tokoh nasional.
“Ketika melangkah masuk ke makam, seakan terasa dekat dan nyata, karena selama ini hanya kita mengenalnya lewat buku-buku sejarah. Dari pemandu yang membimbing, dapat mengenal beberapa pahlawan lewat makamnya, dan salah satu yang paling berkesan untuk anak-anak ialah ketika berziarah di makam Ibu Hasri Ainun Habibie, istri dari Presiden RI ke 3 BJ. Habibie. Mungkin, efek film juga yang sebagian anak-anak sudah menontonnya,” ujar Dadan.
Kegiatan yang dimulai pukul 13.00 sampai 15.00 ini mendapat ijin dari Kemensos sebagai salah satu pihak pelindung dari TMP Kalibata ini. Walau secara resmi dari sekolah para anak asuh tidak ada libur, setelah melakukan upacara di sekolah, Dadan memohon ijin ke sekolah dan pihak sekolah setuju. Malahan, lanjut Dadan, pihak sekolah tidak keberatan memberikan ijin sehari lalu ia mengajak pihak sekolah turut serta.
Inisiatif pun disambut baik, dan beberapa siswa sekolah lainnya yang merupakan teman-teman anak asuh ikut kegiatan ini. Semangat mereka tidak mengurangi suasana tertib dan khidmat ketika ziarah berlangsung. Dengan rangkaian, penghormatan sebelum ziarah, berdoa bersama, dan penghormatan penutup semua dilalui dengan baik.
“Alhamdulillah, meski kami membawa banyak anak asuh, kegiatan berlangsung tertib dan khidmat, malah saya melihat anak-anak dapat mengkondisikan diri ketika sudah berada di sini, dengan tidak bercanda atau tertawa walau mereka gembira bisa kesini,” imbuh Dadan.
TMP di momen istimewa ini dibanjiri oleh banyak pihak, mulai dari keluarga dan kerabat pahlawan, instansi dan juga anak-anak sekolah lain menjadi ramai. Maka, ia memutuskan mengambil waktu yang sedikit lengang setelah anak-anak selesai upacara dari sekolah.
Antusiasme Rumah Yatim mengikuti kegiatan ini rupanya diamati oleh pihak Kemensos, Dadan menuturkan, Kemensos terkesan dengan anak asuh kami yang begitu tertib dan khidmat.
“Ini sebuah penghargaan istimewa bagi kami dengan ijin Kemensos kami dapat hadir, dan anak asuh mendapat bingkisan makanan kecil, dari sini mereka melalui perwakilan TMP ingin menjalin kerjasama di kesempatan lainnya,” katanya.
Pada saat yang bersamaan, Rumah Yatim dengan cirri khas identitasnya mendapat respon positif dari berbagai pihak yang hadir seperti keluarga para pahlawan yang ikut berbincang-bincang. Hal ini membuat anak asuh merasa dekat dengan sosok pahlawan dari orang terdekat mereka.
Dadan mengatakan dari isi peringatan sederhana ini dapat ditarik makna mendalam yang menanamkan semangat untuk generasi muda di masa depan. Anak asuh sebagai bagian dari generasi muda tentu harus berjuang merubah dirinya agar lebih baik sama seperti anak-anak pada umumnya. Senada dengan tema Rumah Yatim kali ini, “Jadilah Pahlawan untuk Mencerahkan Masa Depan Mereka”.
Yang dapat saling menyambungkan rantai perubahan diri ke arah yang positif mulai dari diri mereka. Dengan membuktikan tidak bermalas-malasan karena hasil perjuangan pahlawan di masa lalu. Namun, menghargai perjuangan mereka dengan mengorbankan jiwa raga melalui perjuangan dari setiap bidang.
Walaupun sudah memasuki era modern, ia berharap generasi muda bangga berjatidiri dan berbangsa Indonesia. Sebagai bagian dari perubahan mereka tidak terbawa arus negatif dari budaya dan pengaruh dari luar Indonesia.
“Memaknai hari pahlawan tidak hanya untuk anak asuh saja, tetapi membangun kesadaran dan ingatan kolektif yang berlaku bagi kami para pengurus tentang kesadaran berbangsa dan bernegara,” ucap Dadan mantap.
0 komentar:
Posting Komentar